Ketika Hati Harus Mengalah

Cerpen Karangan : Elsa Arifiyanti
Alamat : Jalan Ahmad Dahlan, RT 02/RW 05 Jengglong, Kel. Kaweron, Kec.Talun, Kab. Blitar

Reta adalah anak yang aktif di Organisasi, selain aktif dia juga memiliki paras yang anggun dan berhati mulia.
Dengan berOrganisasi Reta menemukan sosok sahabat yang baik dan mau mendengarkan semua keluh kesah Reta. Yaa, dia bernama Sofi.

Mereka bekerja sama dengan baik dalam Organisasi.
Mereka terkenal dengan kesolidannya. Yang mana Organisasi tersebut diketuai oleh Diru. Diru memiliki sosok yang berwibawa dan berparas tampan, putih dan tentunya dia jadi pusat perhatian cewek di Organisasi tersebut.
Diru anaknya sangat mengapresiasi persahabatan mereka.

Pada pagi yang cerah, Reta dan Sofi berpapasan di balkon mereka saling bertegur sapa dan membincangkan tentang agenda Organisasinya.
Dengan wajah yang berseri seri Reta menyapa Sofi,
“Hai Sofi, apa kabar? Oh iya, tahun ini ada acara besar lagi loh diOrganisasi.
“Sofi menjawab dengan nada yang bersemangat, Hallo Reta, kabar baik kok. Oh iya kah? Bagus itu kita harus menyukseskan acaranya.
Tak terasa kelas kuliah akan dimulai mereka segera bergegas masuk ke kelas.

Sang fajar sudah berada di tengah cakrawala, kelas pun berakhir. dan perkumpulan muda mudi pun sudah dimulai, Reta dan Sofi bergegas ke ruangan untuk mengikuti rapat.
Diru pun yang memang menjadi ketua juga datang dalam rapat dengan tepat waktu. Ketika Diru masuk ruangan semua pandangan khususnya perempuan tertuju padanya.
Sambil menggumam dalam hati Reta mengatakan,
“Sungguh tampan dan berwibawa.
Tiba-tiba Sofi membuyarkan lamunan Reta. Reta tak menyadari bahwa gerak geriknya diperhatikan oleh Sofi. Rapatpun dimulai, Reta menyampaikan pendapatnya dengan baik, Sofi pun tidak mau ketinggalan dia juga menyampaikan pendapatnya.
Diru kagum dengan kedua sahabat tersebut yang sangat solid dan memiliki kerjasama yang baik.

Diam-diam Diru memperhatikan Reta, ketika Reta menyampaikan pendapat sepatah maupun beberapa patah. Degupan jantung Diru terdengar keras olehnya.
Namun, hal itu dihiraukannya. Dia hanya berpikir hanya perasaan kagum saja.

Artikel Terkait:   Semua Akan Indah Pada Waktunya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *